Menu

Post Utama

Meniti Jalan Iman Dibawah Naungan Ayat Arrahman oleh Ustad Haedar Mubarak

The Muhammadiyah Post - Kajian rutin Korps Mubaligh Muhammadiyah yang diselenggarakan oleh Majlis Tabligh dan tarjih Pimpinan Cabang Muhammadiyah Weru, kali ini dibina oleh ustad haedar Mubarak dengan tema Kajian Tafsir Tematik yakni membahas dan memaknai surat Al - Baqoroh ayat 214, Al Imran 142, dan Al Anfal 2 - 5

Dengan Tema Meniti Jalan Iman Dibawah Naungan Ayat Arrahman, tentang jalan menuju Allah dimana kita harus melalui dengan cobaan-cobaan sulit seperti orang-orang terdahulu.

 
Ibnu Qayyim Al-Jauziyah rahimahullah dalam kitab al fawaid berkata :
Jalan menuju Allah adalah jalan di mana :
- Adam kelelahan.
- Nuh mengeluh.
- Ibrahim dilempar ke dalam api.
- Ismail dibentangkan untuk disembelih.
- Yusuf dijual dengan harga murah dan dipenjara selama beberapa tahun.
- Zakaria digergaji.
- Yahya disembelih.
- Ayub menderita penyakit.
- Daud menangis melebihi kadar semestinya.
- Isa berjalan sendirian. عليهم السﻻم جميعا
Dan
- Dan Muhammad صلى الله عليه وسلم mendapatkan kefakiran dan berbagai gangguan.

Ustadz Haedar juga menerangkan bahwasannya ada 5 sifat orang yang benar-benar beriman yakni :

Memiliki Rasa Takut di Dalam Hatinya

Allah Ta’ala berfirman
إِنَّمَا ٱلْمُؤْمِنُونَ ٱلَّذِينَ إِذَا ذُكِرَ ٱللَّهُ وَجِلَتْ قُلُوبُهُمْ
Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka” (QS. Al-Anfal: 2)

Adanya Tambahan Iman ketika Ayat Quran Dibacakan

Allah Ta’ala berfirman
وَإِذَا تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ ءَايَٰتُهُۥ زَادَتْهُمْ إِيمَٰنًا
dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya bertambahlah iman mereka (karenanya)” (QS. Al-Anfal: 2)
Hal ini menjadi bukti keimanan seseorang  ketika Al Qur’an dibaca baik oleh dirinya ataupun orang lain, ia dapat mengambil manfaat dengan bertambahnya rasa iman. Sebagaimana RasulullahShallallahu ‘alaihi Wasallam pernah memerintahkan Ibnu Mas’ud untuk membacakan Al Qur’an, lantas Ibnu Mas’ud bertanya, “Bagaimana aku membacakan Al Qur’an sedang Al Qur’an diturunkan untukmu?”.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wasallam pun menjawab, “Sungguh aku senang mendengar bacaan Al Qur’an dari orang lain.” Ibnu Mas’ud pun membaca surah An-Nisa, tatkala sampai pada ayat 41,
فَكَيْفَ إِذَا جِئْنَا مِن كُلِّ أُمَّةٍۭ بِشَهِيدٍ وَجِئْنَا بِكَ عَلَىٰ هَٰٓؤُلَآءِ شَهِيدًا
Maka bagaimanakah (halnya orang kafir nanti), apabila Kami mendatangkan seseorang saksi (rasul) dari tiap-tiap umat dan Kami mendatangkan kamu (Muhammad) sebagai saksi atas mereka itu (sebagai umatmu)” (QS. An-Nisa: 41).
Maka Nabi mengatakan, “Cukup” Aku pun memandangi Nabi dan melihat mata beliau berlinangan air mata. (HR. Al-Bukhari)

Tawakkal Hanya kepada Allah

Allah Ta’ala berfirman
وَعَلَىٰ رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ
dan hanya kepada Rabbnya mereka bertawakkal” (QS. Al-Anfal: 2).

Mendirikan Shalat

Allah Ta’ala berfirman
ٱلَّذِينَ يُقِيمُونَ ٱلصَّلَوٰةَ
(yaitu) orang-orang yang mendirikan shalat” (QS. Al-Anfal: 3).

Senang Berinfak

Allah Ta’ala berfirman
وَمِمَّا رَزَقْنَٰهُمْ يُنفِقُونَ
dan yang menginfakkan rizki yang Kami berikan kepada mereka” (QS. Al-Anfal: 3).
Kemudian di awal ayat ke 4 Allah sebut mereka itulah orang yang memiliki iman dengan sebenar benar iman. Allah mengatakan:
أُو۟لَٰٓئِكَ هُمُ ٱلْمُؤْمِنُونَ حَقًّا
Itulah orang-orang yang beriman dengan sebenar-benarnya” (QS. Al-Anfal: 4).

Ustadz Haedar juga menyinggung tentang pendidikan terhadap anak, dimana yang paling penting dalam mendidik anak yaitu mendidiknya untuk memiliki rasa takut kepada Allah SWT.

No comments:

Post a Comment